MAKALAH
Perkembangan
Ekonomi Indonesia
Setelah
Merdeka – 1950
Disusun oleh :
§ Almaidah
§ Arini
§ Dewi Maharani
§ Erni
§ Fitriana Sari
§ Linda Kencana
§ Nadila Komariah
§ Shiva Agam
§ Soni Sanjaya
§ Suhaludin
SMA
NEGERI 6 KOTA SERANG
TAHUN
AJARAN 2015 – 2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Ilmu Sejarah
terutama tentang Perkembangan Ekonomi Indonesia setelah merdeka - 1950.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR……………….…………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang………………….……………………………………………….1
2. Rumusan
Masalah……………………...………………………………………..1
3. Tujuan
Penulisan………………………………………………………………...1
4. Kegunaan
dan Manfaat………………………………………………………….1
5. Metode
Penulisan………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
1. Keadaan
Ekonomi Indonesia Pada Masa Awal kemerdekaan Hingga 1950…...…2
2. Indonesia
Menghadapi Blokade Ekonomi Belanda……………………………....3
3. Kebijakan
Pemerintahan Menghadapi Buruknya Kondisi Ekonomi Indonesia…………………………………………………………………….....4
4. Penyelenggaraan
Konferensi Ekonomi Indonesia……………………………..….4
5. Pembentukan
Badan Perancang Ekonomi…………………………………….....5
6. Perencanaan
Plan Kasimo……………………………………………………....5
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan………………………………………………………………………6
2. Saran…………………………………………………………………………….6
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………………….7
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Kondisi ekonomi pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat
kacau dan sulit. Hal ini disebabkan karena Indonesia yang baru saja merdeka belum
memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas
untuk menangani perekonomian Indonesia. Sebagai negara baru Indonesia belum
mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan.
Hal itu semakin parah dengan kondisi keamanan
dalam negeri yang tidak stabil serta Belanda
yang masih tetap
tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia.
Selain itu keadaan politik yang
cepat berubah-ubah semakin memperburuk keadaan. Banyak rapat serta kegiatan
penting dilakukan mulai dari penunjukan presiden dan wakilpresiden, pembentukan
partai poitik, pembentukan perdana menteri serta kabinet, bahkan pemindahan
ibukota dilakukan pada saat itu.
2. Rumusan
Masalah
Permasalahan
yang diangkat dalam makalah ini adalah tentang kondisi dan perkembangan di
bidang ekonomi Negara Republik Indonesia di awal kemerdekaan baik itu sampai
tahun 1950.
3. Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi ekonomi Negara
Republik Indonesia pada saat awal kemerdekaan samapai tahun 1950.
4. Kegunaan dan Manfaat
o Agar
penulis dan pembaca dapat mengetahui perkembangan ekonomi di awal kemerdekaan.
o Untuk
menambah pengetahuan tentang bagaimana strategi Negara Republik Indonesia
menghadapi tantangan ekonomi pada saat itu .
o Agar
dapat mengetahui kemajuan yang dicapai oleh bangsa pada saat awal kemerdekaan.
5. Metode
Penulisan
Untuk
mendapatkan materi dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan teknik
study kepustakaan atau study pustaka. Tidak hanya itu, penulis juga mencari
bahan dan sumber – sumber dari media massa elektronik yang berjangkau
internasional atau internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Keadaan Ekonomi Indonesia Pada
Masa Awal kemerdekaan (1945) Hingga 1950
Keadaan
ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya Republik
Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut
disebabkan karena :
·
Indonesia
yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada
pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.
·
Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai
pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap.
·
Tingalan pemerintah pendudukan Jepang dimana
ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan
perang Jepang. Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari
keterpurukan.
·
Kondisi
keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian
kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.
·
Politik keuangan yang berlaku di Indonesia
dibuat di negara Belanda guna menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan
untuk menghancurkan ekonomi nasional.
·
Belanda masih tetap tidak mau mengakui
kemerdeaan Indonesia dan masih terus melakukan pergolakan politik yang
menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Faktor- faktor penyebab kacaunya
perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah sebagai berikut:

Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :
§
Beredarnya
mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali (pada bulan
Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara umum
uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).
§
Beredarnya
mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank-bank yang
berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yanh jumlahnya
mencapai 2,3 milyar.
§
Repubik
Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak
dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak berlaku.
Karena inflasi ini kelompok yang
paling menderita adalah para petani sebab pada masa pendudukan Jepang petani
merupakan produsen yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang. Hasil
pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang yang
mereka miliki sangat rendah.
Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu:
Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu:
·
Mata
uang De Javasche Bank.
·
Mata
uang pemerintah Hindia Belanda.
·
Mata
uang pendudukan Jepang.
Keadaan tersebut diperparah
dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang diduduki sekutu Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang baru
(Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford). Uang NICA ini dimaksudkan untuk
menggantikan uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu. Upaya
sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk pelangaran kesepakatan yaitu bahwa
selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, maka tidak ada
mata uang baru.
2.
Adanya Blokade ekonomi dari
Belanda
Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluar-masuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :
Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluar-masuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :
-
Mencegah
masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
-
Mencegah
kelurnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya.
-
Melindungi
bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa lain.
Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan:
-
Barang-barang
ekspor RI terlambat terkirim.
-
Barang-barang
dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak barang-barang
ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.
-
Indonesia
kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.
-
Inflasi
semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.
Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah :
Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah :
-
Agar
ekonomi Indonesia mengalami kekacauan.
-
Agar
terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan
eksistensinya.
-
Untuk
menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda.
Upaya
pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai berikut :
§
Usaha
bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India
Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional. Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.
Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional. Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.
§
Mengadakan
hubungan dagang langsung dengan luar negeri
Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :
Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain. Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI dan akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda.
Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :
Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain. Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI dan akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda.
Karena blokade Belanda di Jawa§
terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk menembus blockade
ekonomi Belanda di Sumatera
dengan tujuan Malaysia dan Singapura. Usaha tersebut dilakukan sejak 1946
sampai akhir masa perang kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh Angkatan
laut RI serta pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan
di Sumatra sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan
secara ketat. Hasilnya Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai
puluhan ribu ton dari Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan
Indonesia berhasil memperoleh senjata , obat-obatan dan barang-barang lain yang
dibutuhkan.
Pemerintah RI pada 1947 membentuk
perwakilan resmi di§ Singapura yang diberi nama
Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini merupakan badan yang
memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia
berusaha menembus blokade ekonomi Belanda dengan melakukan perdagangan barter.
Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang Singapura dan
mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan. Dibentuk perwakilan kementerian
pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian Pertahanan Urusan Luar Negeri
(KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah
membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang.
3.
Kebijakan Pemerintahan Menghadapi
Buruknya Kondisi Ekonomi Indonesia
Upaya
yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai dilakukan
sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut.
1. Konferensi Ekonomi Februari 1946
Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat lainnya yang bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa, yang dipimpin oleh Menteri Kemakmuran (Darmawan Mangunkusumo). Tujuan Konferensi ini adalah untuk memperoleh kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, seperti :
ü
Masalah produksi dan distribusi makanan
Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapukan dan diganti dengan sistem desentralisasi.
Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapukan dan diganti dengan sistem desentralisasi.
ü
Masalah
sandang
Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang pengiriman bahan makanan antar karesidenan.
Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang pengiriman bahan makanan antar karesidenan.
ü
Status
dan Administrasi perkebunan-perkebunan
Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga diharapkan pendapatan negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan perkebunan tebu.
Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga diharapkan pendapatan negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan perkebunan tebu.
Konferensi kedua di Solo, 6 Mei
1946 membahas mengenai masalah program ekonomi pemerintah, masalah keuangan
negara, pengendalian harga, distribusi, dan alokasi tenaga manusia. Wapres Moh.
Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik gula, dimana gula merupakan
bahan ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh negara. Untuk merealisasikan
keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk Perusahaan Perkebunan Negara
(PPN).
2. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
Badan ini dibentuk atas usul dari menteri kemakmuran A K. Gani. Badan ini merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun.
Rencana Pembangunan 10 tahun tersebut adalah sebagai berikut :



3. Rencana Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini disusun oleh Menteri
Urusan Bahan Makanan I.J.Kasimo. Program ini berupa Rencana Produksi Tiga tahun
(1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan adalah untuk meningkatkan
kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan pangan. Rencana Kasimo ini
adalah :
§ Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277 HA
§ Melakukan intensifikasi di Jawa dengan
menanam bibit unggul
§ Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
§ Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
pangan.
§ Di setiap desa dibentuk kebun-kebun
bibit
§ Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau
Jawa dipindahkan ke Sumatera dalam
jangka waktu 10-15 tahun.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Indonesia
memperoleh kemerdekaan dalam waktu yang lama. Dengan diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menandakan berdirinya
sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat pengakuan
dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka benar – benar sah.
Seiring
perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan
tersebut, gejolak – gejolak yang terjadi seperti gejolak ekonomi terjadi, namun
dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja terjadi
perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatasi.
Hal
seperti itulah yang patut di contoh bangs Indonesia masa sekarang dalam membangun
bangsa ini, walaupun banyak permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek
dan pihak, tetapi para pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan
memperjuangkan kedaulatan dan keseimbangan NKRI. Maka dari itukita sebagai agen
penerus dan pembangun bangsa wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang
telah pemimpin – pemimpin kita lakukan guna mengharumkan nama Indonesia,
membangun bangsa agar Indonesia berkembang dan menjadi negara maju, demi satu
nama untuk INDONESIA.
2.
Saran
Disarankan kepada kita semua
agar perlu pentingnya mempelajari tentang sejarah mengenai kondisi ekonomi di
Indonesia sejak merdeka hingga 1950, karena
dari itu semua maka sekarang Indonesia bisa berkembang dalam hal ekonomi dan
keuangan.
DAFTAR
PUSTAKA
buku sejarah penerbit Bumi Aksara 2013
Semoga Bermanfaat..